Written by cnathael@blog.com
Posted in:
kimia
Atom helium |
|
Ilustrasi atom helium yang memperlihatkan inti atom (merah muda) dan distribusi awan elektron (hitam). Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat, walaupun untuk inti atom yang lebih rumit ia tidaklah selalu demikian. |
Klasifikasi |
|
Sifat-sifat |
|
Atom adalah satuan dasar
materi yang terdiri dari
inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh
gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah
molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan
ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan
unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan
isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari
Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf
India dan
Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para
fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
[1][2]
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop penerowongan payaran (
scanning tunneling microscope). Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,
[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami
peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan
transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti.
[3] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah
aras energi, ataupun
orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan
foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan mempengaruhi sifat-sifat
magnetis atom tersebut.
Sejarah
Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan diskret yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil telah ada selama satu
milenium. Namun, pemikiran ini masihlah bersifat abstrak dan filosofis daripada berdasarkan pengamatan
empiris dan
eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar mengenai atom diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian karena ia secara elegan menjelaskan penemuan-penemuan yang baru pada bidang kimia.
[4]
Rujukan paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali kepada zaman
India kuno pada abad ke-6 sebelum masehi.
[5] Aliran sekolah
Nyaya dan
Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks.
[6] Rujukan mengenai atom di dunia Barat muncul satu abad kemudian oleh
Leukippos, yang kemudian oleh muridnya,
Demokritus mensistematis pandangan ini. Kira-kira pada tahun 450 SM, Demokritus menciptakan istilah
átomos (
bahasa Yunani:
ἄτομος), yang berarti "tidak dapat dipotong" ataupun "partikel terkecil materi yang tidak dapat dibagi-bagi lagi". Walaupun konsep dari India dan Yunani mengenai atom secara murni hanya didasarkan pada ilmu filosofi, ilmu pengetahuan modern masih menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritus tersebut.
[4]
Kemajuan lebih jauh pada pemahaman kita mengenai atom dimulai dengan berkembangnya ilmu
kimia. Pada tahun 1661,
Robert Boyle mempublikasikan buku
The Sceptical Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi
"corpuscules" ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan air.
[7] Pada tahun 1789, istilah
element (
unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis,
Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia.
[8]
Berbagai atom dan molekul yang digambarkan pada buku
John Dalton,
A New System of Chemical Philosophy (1808).
Pada tahun 1803,
John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang dapat kemudian lebih jauh bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia.
[9][10]
Teori partikel ini kemudian dikonfirmasi lebih jauh pada tahun 1827, ketika seorang
botanis Robert Brown menggunakan
mikroskop untuk mengamati debu-debu yang mengambang di air dan menemukan bahwa debu-debu tersebut bergerak secara acak. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai "
Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan bahwa fenomena ini disebabkan oleh gerak termal molekul air, dan pada tahun 1905,
Albert Einstein membuat analisis matematika gerak ini.
[11][12][13] Fisikawan Perancis,
Jean Perrin, kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk secara eksperimen menentukan massa dan dimensi atom, yang kemudian secara konklusif memverifikasi teori atom Dalton.
[14]
Melalui hasil kerjanya pada
sinar katoda pada tahun 1897,
J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif (
model puding plum).
Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan
Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa yang diprediksi oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom pada pusat atom dengan elektron-elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses
peluruhan radioaktif,
Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.
[16] Istilah
isotop kemudian diciptakan oleh
Margaret Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.
[17]
Sementara itu, pada tahun 1913, fisikawan
Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi dan dapat meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, namun tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi.
[18] Elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk melakukan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Ketika
cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, ia dapat menghasilkan
spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.
[19]
Pada tahun 1916,
ikatan kimia antar atom kemudian dijelaskan oleh
Gilbert Newton Lewis sebagai interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.
[20] Karena sifat-sifat kimiawi unsur-unsur secara garis besar memiliki periodisitas,
[21] pada tahun 1919
Irving Langmuir mengajukan bahwa hal ini dapat dijelaskan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set
kelopak elektron di sekitar inti atom.
Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti lebih jauh mengenai sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui medan magnet, berkas tersebut terpisah-pisah sesuai dengan arah momentum sudut atom (spin). Oleh karena arah spin adalah acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya, berkas ini terbagi menjadi dua bagian, tergantung dari apakah spin atom tersebut berorientasi ke atas ataupun ke bawah.
[22]
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran
Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai
gelombang tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak mungkin untuk secara matematis menghitung
posisi dan
momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai
prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh
Werner Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan baik menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan digantikan oleh model
orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling berkemungkinan berada.
[23][24]
Diagram skema spetrometer massa sederhana.
Perkembangan pada
spektrometri massa mengijin pengukuran massa atom secara eksak. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan trayektori berkas ion dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan
Francis William Aston menggunakan peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berbeda. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia disebut sebagai
kaidah bilangan bulat.
[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya
neutron, yakni partikel bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan
proton, oleh
James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti atom.
[26]
Pada tahun 1950-an, perkembangan
pemercepat partikel dan
detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang bergerak dengan energi yang tinggi.
[27] Neutron dan proton kemudian diketahui sebagai
hardon, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang disebut sebagai
kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.
[28]
Sekitar tahun 1985,
Steven Chu dkk. di
Bell Labs mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom menggunakan
laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh
William D. Phillips berhasil memerangkap atom natrium dalam
perangkap magnet.
Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa
mickokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada akhirnya membawa para ilmuwan menemukan
kondensasi Bose-Einstein.
[29]
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk digunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang menggunakan sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan
ligan-ligan organik (
transistor elektron tunggal) telah dibuat.
[30] Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju atom menggunakan
pendinginan laser untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.
[31]
Komponen-komponen atom
Partikel subatom
Walaupun awalnya kata
atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun atas berbagai
partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah
elektron,
proton, dan
neutron. Namun
hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada
ion hidrogen positif H
+.
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10
−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya.
[32] Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron (1,6726 × 10
−27 kg). Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron
[33] or (1,6929 × 10
−27 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron terdiri dari
partikel elementer yang disebut
kuark. Kuark termasuk kedalah golongan partikel
fermion dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar (yang lainnya adalah
lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua
kuark naik (
up quark) dan satu
kuark turun (
down quark), manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini mempengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh
gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh
gluon. Gluon merupakan anggota dari
boson gauge yang memerantarai gaya-gaya fisika.
[34][35]
Inti atom
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Inti atom Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon untuk lolos dari inti pada berbagai isotop.
Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai
nukleon (partikel penyusun inti). Jari-jari inti diperkirakan sama dengan
fm, dengan
A adalah jumlah nukleon.
[36] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut
gaya kuat residual. Pada jarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada
gaya elektrostatik yang menyebabkan proton saling tolak menolak.
[37]
Atom dari
unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut
nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut sebagai
isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan
nuklida atom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan
peluruhan radioaktif.
[38]
Neutron dan proton adalah dua jenis
fermion yang berbeda.
Asas pengecualian Pauli melarang adanya keberadaan fermion yang
identik (seperti misalnya proton berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki keadaan kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron yang menduduki keadaan kuantum yang sama.
[39]
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat menjadi 1,5.
[39]
Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu proton dan satu neutron). Satu
positron (e
+) dipancarkan bersamaan dengan
neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat.
Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung menjadi satu inti.
[40] Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nulir, inti dipecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut akan berubah unsurnya.
[41][42]
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih kecil daripada jumlah massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran energi (misalnya
sinar gamma), sebagaimana yang ditemukan pada rumus
kesetaraan massa-energi Einstein,
E =
mc2, dengan
m adalah massa yang hilang dan
c adalah
kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan bagian dari
energi pengikatan inti yang baru.
[43]
Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang lebih besar dengan nomor atom lebih rendah daripada
besi dan
nikel (jumlah total nukleon sama dengan 60) biasanya bersifat
eksotermik, yang berarti bahwa proses ini melepaskan energi.
[44] Adalah proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada
bintang dapat dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per
nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat
endotermik.
[39]
Awan elektron
Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum
V(
x) yang diperlukan untuk mencapai tiap-tiap posisi
x. Suatu partikel dengan energi
E dibatasi pada kisaran posisi antara
x1 dan
x2.
Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui
gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti bawah energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin dekat suatu elektron dalan inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun seperti gelombang (dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu gelombang yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh
orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.
[45] Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang lebih stabil.
[46]
Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.
Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap
aras energi elektron tertentu. Elektron dapat berubah keadaannya ke aras energi yang lebih tinggi dengan menyerap sebuah
foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang berlebih sebagai foton.
[46]
Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron (energi pengikatan elektron) adalah lebih kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sebagai contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen.
[47] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti
deuterium.
[48] Atom bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron disebut sebagai
ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling
berikatan membentuk
molekul.
[49]
Sifat-sifat
Sifat-sifat nuklir
Berdasarkan definisi, dua atom dengan jumlah
proton yang identik dalam intinya termasuk ke dalam
unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun dengan jumlah
neutron berbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur yang sama. Sebagai contohnya, semua hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak memiliki neutron (
hidrogen-1), satu isotop yang memiliki satu neutron (
deuterium), dua neutron (
tritium), dll. Hidrogen-1 adalah bentuk isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang ia disebut sebagai protium.
[50] Semua isotop unsur yang bernomor atom lebih besar daripada 82 bersifat radioaktife.
[51][52]
Sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di
Bumi, 269 di antaranya belum pernah terpantau meluruh.
[53] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang diketahui memiliki satu atau lebih
isotop stabil. Unsur
43,
63, dan semua unsur lebih tinggi dari
83 tidak memiliki isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop stabil, manakala jumlah isotop stabil yang paling banyak terpantau pada unsur
timah dengan 10 jenis isotop stabil.
[54]
Massa
Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai
bilangan massa. Massa atom pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan
satuan massa atom (u) yang juga disebut dalton (Da). Satuan ini didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom
karbon-12 netral, yang kira-kira sebesar 1,66 × 10
−27 kg.
[55] Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u.
[56] Atom memiliki massa yang kira-kira sama dengan bilangan massanya dikalikan satuan massa atom.
[57] Atom stabil yang paling berat adalah timbal-208,
[51] dengan massa sebesar 207,9766521 u.
[58]
Para kimiawan biasanya menggunakan satuan
mol untuk menyatakan jumlah atom. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar 6,022 × 10
23, yang dikenal pula dengan nama
tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u akan memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sebagai contohnya,
Karbon memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki massa 0,012 kg.
[55]
Ukuran
Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas, sehingga dimensi atom biasanya dideskripsikan sebagai jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam
ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom.
[59] Pada
tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya nomor golongan (kiri ke kanan).
[60] Oleh karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32
pm, manakala yang terbesar adalah
sesium dengan jari-jari 225 pm.
[61] Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang
cahaya (400–700
nm), sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa. Namun, atom dapat dipantau menggunakan
mikroskop penerowongan payaran.
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat menampung sekitar 1 juta atom karbon.
[62] Satu tetes air pula mengandung sekitar 2 × 10
21 atom oksigen.
[63] Intan satu karat dengan massa 2 × 10
-4 kg mengandung sekitar 10
22 atom karbon.
[catatan 2] Jika sebuah apel diperbesar dengan ukuran sebesar Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel asli tersebut.
[64]
Peluruhan radioaktif
Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T
½) beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah proton N (dalam satuan detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop berinti tak stabil yang akan mengalami peluruhan radioaktif, menyebabkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat besar dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar 1 fm).
[65]
Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum adalah:
[66][67]
- Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang terdiri dri dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
- Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
- Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang lebih rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.
Jenis-jenis
peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu
partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama
Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (
waktu paruh) yang merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.
[65]
Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama
spin. Spin beranalogi dengan
momentum sudut suatu objek yang berputar pada
pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan
tetapan Planck tereduksi (ħ), dengan elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar
inti atom selain memiliki
spin juga memiliki
momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.
[68]
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut
momen magnetik) ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi
asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada
keadaan kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.
[69]
Pada atom berelektron ganjil seperti
besi, adanya keberadaan elektron yang tak berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat
feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini disebut sebagai
interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat
paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun acak, sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan tersusun berjajar ketika diberikan medan magnet.
[69][70]
Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh karena
kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti
xenon-129), adalah mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang penting dalam
pencitraan resonansi magnetik.
[71][72]
Aras-aras energi
Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, ia memiliki
energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan biasanya diekspresikan dengan satuan
elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya dapat menduduki satu set keadaan yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Keadaan energi terendah suatu elektron yang terikat disebut sebagai keadaan dasar, manakala keadaan energi yang lebih tinggi disebut sebagai keadaan tereksitasi.
[73]
Agar suatu elektron dapat meloncat dari satu keadaan ke keadaan lainnya, ia haruslah menyerap ataupun memancarkan
foton pada energi yang sesuai dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan adalah sebanding dengan
frekuensinya.
[74] Tiap-tiap unsur memiliki spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.
[75]
Contoh garis absorpsi spektrum.
Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, menyebabkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini sebagai foton dan jatuh kembali ke aras energi yang lebih rendah. Oleh karena itu, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang akan membentuk sederetan
pita absorpsi. Pengukuran
spektroskopi terhadap kekuatan dan lebar
pita spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.
[76]
Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan adanya pemisahan halus. Hal ini terjadi karena
kopling spin-orbit yang merupakan interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.
[77] Ketika suatu atom berada dalam medan magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah menjadi tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut sebagai
efek Zeeman. Efek Zeeman disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak
konfigurasi elektron dengan aras energi yang sama, sehingga akan tampak sebagai satu garis spektrum. Interaksi medan magnet dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit berbeda, menyebabkan garis spektrum berganda.
[78] Keberadaan
medan listrik eksternal dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini disebut sebagai
efek Stark.
[79]
Valensi dan perilaku ikatan
Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam keadaan yang tak terkombinasi disebut sebagai kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut disebut
elektron valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku
ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron valensi terluar atom.
[80] Ikatan kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada
natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan jumlah yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga,
ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya meliputi unsur karbon dalam
senyawa organik.
[81]
Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam
tabel periodik yang menampilkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel (disebut golongan). Unsur-unsur pada bagian terkanan tabel memiliki kelopak terluarnya terisi penuh, menyebabkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert (
gas mulia).
[82][83]
Keadaan
Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni
suhu dan
tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk
padat,
cair,
gas, dan
plasma.
[84] Dalam tiap-tiap keadaan tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase. Sebagai contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa
grafit maupun
intan.
[85]
Pada suhu mendekati
nol mutlak, atom dapat membentuk
kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom terpantau secara makroskopis.
[86][87] Kumpulan atom-atom yang di
lewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu
atom super.
[88]
Identifikasi
Mikroskop penerowongan payaran (
scanning tunneling microscope) adalah suatu mikroskop yang digunakan untuk melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini menggunakan fenomena
penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang biasanya tidak dapat dilewati.
Sebuah atom dapat di
ionisasi dengan melepaskan satu elektronnya.
Muatan yang ada menyebabkan trayektori atom melengkung ketika ia melalui sebuah
medan magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom.
Spektrometer massa menggunakan prinsip ini untuk menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa dapat menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berbeda. Teknik untuk menguapkan atom meliputi
spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif (
inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy) dan
spektrometri massa plasma gandeng induktif (
inductively coupled plasma mass spectrometry), keduanya menggunakan plasma untuk menguapkan sampel analisis.
[89]
Metode lainnya yang lebih selektif adalah
spektroskopi pelepasan energi elektron (
electron energy loss spectroscopy), yang mengukur pelepasan energi
berkas elektron dalam suatu
mikroskop elektron transmisi ketika ia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom memiliki resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu menggunakan
spektrometri massa waktu lintas.
[90]
Spektrum
keadaan tereksitasi dapat digunakan untuk menganalisa komposisi atom
bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang dapat dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas. Warna bintang kemudian dapat direplikasi menggunakan
lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.
[91] Helium pada Matahari ditemukan dengan menggunakan cara ini 23 tahun sebelum ia ditemukan di Bumi.
[92]
Asal usul dan kondisi sekarang
Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang ada dalam
alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m
3.
[93] Dalam galaksi
Bima Sakti, atom memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, dengan densitas materi dalam
medium antarbintang berkisar antara 10
5 sampai dengan 10
9 atom/m
3.
[94] Matahari sendiri dipercayai berada dalam
Gelembung Lokal, yaitu suatu daerah yang mengadung banyak gas ion, sehingga denistas pada sekelilingnya adalah sekitar 10
3 atom/m
3.
[95] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner bintang akan menyebabkan peningkatan kandungan unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi.
[96] (Massa sisanya adalah
materi gelap yang tidak diketahui dengan jelas.
[97])
Nukleosintesis
Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah kejadian
Dentuman Besar. Dalam masa waktu tiga menit sesudahnya,
nukleosintesis Dentuman Besar kebanyakan menghasilkan
helium,
litium, dan
deuterium, dan mungkin juga beberapa
berilium dan
boron.
[98][99][100] Atom pertama (dengan elektron yang terikat dengannya) secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin untuk mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.
[101] Sejak saat itulah, inti atom mulai bergabung dalam
bintang-bintang melalui proses
fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang lebih berat sampai dengan besi.
[102]
Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui
spalasi sinar kosmis.
[103] Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, menyebabkan sejumlah besar nukleon berhamburan. Unsur yang lebih berat daripada besi dihasilkan di
supernova melalui
proses r dan di
bintang-bintang AGB melalui
proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.
[104] Unsur-unsur seperti
timbal kebanyakan dibentuk melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang lebih berat.
[105]
Bumi
Kebanyakan atom yang menyusun
Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah berada dalam bentuk yang sekarang di
nebula yang runtuh dari
awan molekul dan membentuk
Tata Surya. Sisanya merupakan akibat dari peluruhan radioaktif dan proporsinya dapat digunakan untuk menentukan
usia Bumi melalui
penanggalan radiometrik.
[106][107] Kebanyakan
helium dalam kerak Bumi merupakan produk
peluruhan alfa.
[108]
Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak ada dan juga bukan merupakan akibat dari peluruhan radioaktif.
Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.
[109] Beberapa atom di Bumi secara buatan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.
[110][111] Dari semua
Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom lebih besar daripada 92, hanya
plutonium dan
neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.
[112][113] Unsur-unsur transuranium memiliki waktu paruh radioaktif yang lebih pendek daripada umur Bumi
[114], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada
plutonium-244 yang kemungkinan tersimpan dalam debu kosmik.
[106] Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.
[115]
Bumi mengandung sekitar 1,33 × 10
50 atom.
[116] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom
gas mulia seperti
argon dan
neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam bentuk molekul, misalnya
karbon dioksida,
oksigen diatomik, dan
nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk berbagai macam senyawa, meliputi
air,
garam,
silikat, dan
oksida. Atom juga dapat bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, contohnya
kristal dan
logam padat ataupun cair.
[117][118]
Bentuk teoritis dan bentuk langka
Manakala isotop dengan nomor atom lebih tinggi daripada
timbal (62) bersifat radioaktif, terdapat suatu "
pulau stabilitas" yang diajukan untuk beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini kemungkinan memiliki inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.
[119] Atom super berat yang stabil ini kemungkinan besar adalah
unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.
[120]
Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel
antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga,
positron adalah antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton adalah proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri bertemu, keduanya akan saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori
bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.
[121][122] Namun, pada tahun 1996,
antihidrogen berhasil disintesis di laboratorium
CERN di
Jenewa.
[123][124]
Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dibuat dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sebagai contoh, elektron dapat digantikan dengan
muon yang lebih berat, membentuk
atom muon. Jenis atom ini dapat digunakan untuk menguji prediksi fisika.
[125][126][127]
Momen magnetik
0 komentar:
Posting Komentar