Artikel ini adalah tentang Pulau dan Provinsi Bali. Untuk kegunaan lainnya, lihat
Bali (disambiguasi).
Bali
|
"Bali Dwipa Jaya"
(Bahasa Kawi: "Pulau Bali Jaya") |
Peta lokasi Bali |
Koordinat | 9º 0' - 7º 50' LS
114º 0' - 116º 0' BT |
Dasar hukum | {{{dasar hukum}}} |
Tanggal penting | 14 Agustus 1959 (hari jadi) |
Ibu kota | Denpasar (dahulu Singaraja) |
Gubernur | Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013) |
Luas | 5.634 km² |
Penduduk | 3.593.208 jiwa (2008)[1] |
Kepadatan | 638 |
Kabupaten | 8 |
Kota | 1 |
Kecamatan | {{{kecamatan}}} |
Kelurahan/Desa | {{{kelurahan}}} |
Suku | Bali (89%), Jawa (7%), Baliaga (1%), Madura (1%)[2] |
Agama | Hindu (92,3%), Islam (5,7%), Lainnya (2%) |
Bahasa | Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura, dll. |
Zona waktu | WITA |
Lagu daerah | Bali Jagaddhita |
Rumah tradisional | {{{rumah}}} |
Senjata tradisional | {{{senjata}}} |
Singkatan | {{{singkatan}}} |
Referensi: {{{ref}}}
|
Situs web resmi: www.baliprov.go.id
|
(?) |
Bali adalah nama salah satu
provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu
Pulau Nusa Penida,
Pulau Nusa Lembongan,
Pulau Nusa Ceningan, dan
Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau
Jawa dan Pulau
Lombok. Ibukota provinsinya ialah
Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama
Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan
pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan
Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan
Pulau Dewata dan
Pulau Seribu Pura.
Artikel ini adalah tentang Pulau dan Provinsi Bali. Untuk kegunaan lainnya, lihat
Bali (disambiguasi).
Bali
|
"Bali Dwipa Jaya"
(Bahasa Kawi: "Pulau Bali Jaya") |
Peta lokasi Bali |
Koordinat | 9º 0' - 7º 50' LS
114º 0' - 116º 0' BT |
Dasar hukum | {{{dasar hukum}}} |
Tanggal penting | 14 Agustus 1959 (hari jadi) |
Ibu kota | Denpasar (dahulu Singaraja) |
Gubernur | Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013) |
Luas | 5.634 km² |
Penduduk | 3.593.208 jiwa (2008)[1] |
Kepadatan | 638 |
Kabupaten | 8 |
Kota | 1 |
Kecamatan | {{{kecamatan}}} |
Kelurahan/Desa | {{{kelurahan}}} |
Suku | Bali (89%), Jawa (7%), Baliaga (1%), Madura (1%)[2] |
Agama | Hindu (92,3%), Islam (5,7%), Lainnya (2%) |
Bahasa | Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura, dll. |
Zona waktu | WITA |
Lagu daerah | Bali Jagaddhita |
Rumah tradisional | {{{rumah}}} |
Senjata tradisional | {{{senjata}}} |
Singkatan | {{{singkatan}}} |
Referensi: {{{ref}}}
|
Situs web resmi: www.baliprov.go.id
|
(?) |
Bali adalah nama salah satu
provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu
Pulau Nusa Penida,
Pulau Nusa Lembongan,
Pulau Nusa Ceningan, dan
Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau
Jawa dan Pulau
Lombok. Ibukota provinsinya ialah
Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama
Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan
pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan
Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan
Pulau Dewata dan
Pulau Seribu Pura.
Geografi
Pulau Bali adalah bagian dari
Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153
km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari
Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148
m.
Gunung berapi ini terakhir meletus pada
Maret 1963.
Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di
bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah
Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah
Ubud sebagai pusat
seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan
Kuta,
Sanur,
Seminyak,
Jimbaran dan
Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan
pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
Batas wilayah
Sejarah
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada
3000-
2500 SM yang bermigrasi dari
Asia.
[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.
[4] Zaman
prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran
Hindu dan tulisan
Sansekerta dari
India pada
100 SM.
[rujukan?]
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama
Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya
Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh
Sri Kesari Warmadewa pada
913 M dan menyebutkan kata
Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi
subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan
Majapahit (
1293–
1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun
1343 M. Saat itu hampir seluruh
nusantara beragama
Hindu, namun seiring datangnya
Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari
Pulau Jawa ke Bali.
Orang
Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah
Cornelis de Houtman dari
Belanda pada
1597, meskipun sebuah kapal
Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada
1585. Belanda lewat
VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak
1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau
puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk
rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama
Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama
I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada
20 November 1940, pecahlah pertempuran
Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga,
Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari
Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi
Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh
Sukarno dan
Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam
Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember
1949. Tahun
1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun
1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali
bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun
1965, seiring dengan gagalnya
kudeta oleh
G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan
Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal
Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
[5]
Serangan
teroris telah terjadi pada
12 Oktober 2002, berupa serangan
Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata
Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan
Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Demografi
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut
agama Hindu. Agama lainnya adalah
Buddha,
Islam,
Protestan, dan
Katolik.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi
seniman.
Bahasa yang digunakan di Bali adalah
Bahasa Indonesia,
Bali, dan
Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan
Bahasa Indonesia adalah
bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah
bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem
catur warna dalam
agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali:
soroh,
gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari
industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel
kereta api namun jaringan
jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali
taksi.
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain
- Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik
- Ojek, taksi sepeda motor
- Bemo, melayani dalam dan antarkota
- Taksi
- Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan
Pulau Jawa dengan layanan
kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan
Gilimanuk dengan Pelabuhan
Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke
Pulau Lombok melalui Pelabuhan
Padang Bay menuju Pelabuhan
Lembar, yang memakan waktu sekitar empat jam.
Transportasi udara dilayani oleh
Bandara Internasional Ngurah Rai, dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia,
Australia,
Singapura,
Malaysia,
Thailand, serta
Jepang.
Landas pacu dan
pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.
Pemerintahan
Peta topografi Pulau Bali
Daftar kabupaten dan kota di Bali
Daftar kabupaten dan kota di Bali
Daftar gubernur
Perwakilan
Empat anggota
DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil
Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota
DPR ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari
PDI-P, masing-masing dua dari
Partai Golkar dan
Partai Demokrat, serta satu orang dari
Partai Gerindra.
Pada tingkat provinsi,
DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh
PDI-P dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul
Partai Golkar dengan dua belas kursi.
[6]
Empat orang anggota adalah perempuan.
Budaya
Musik
Seperangkat gamelan Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan
gamelan dan berbagai
alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk
kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya
Gamelan Jegog,
Gamelan Gong Gede,
Gamelan Gambang,
Gamelan Selunding, dan
Gamelan Semar Pegulingan. Adapula musik
Angklung dimainkan untuk upacara
ngaben, serta musik
Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya
Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta
Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (
metalofon),
gong, dan perkusi kayu (
xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada
musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional
masyarakat Lombok.
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu
wali atau seni tari pertunjukan sakral,
bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan
balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.
[7]
Pakar seni tari Bali
I Made Bandem[8] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya
Berutuk,
Sang Hyang Dedari,
Rejang dan
Baris Gede, bebali antara lain ialah
Gambuh,
Topeng Pajegan, dan
Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah
Legong,
Parwa,
Arja,
Prembon dan
Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah
Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an,
Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Tarian wali
Tarian bebali
Tarian balih-balihan
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
- Udeng (ikat kepala)
- Kain kampuh
- Umpal (selendang pengikat)
- Kain wastra (kemben)
- Sabuk
- Keris
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
- Gelung (sanggul)
- Sesenteng (kemben songket)
- Kain wastra
- Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang songket bahu ke bawah
- Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Teruna Teruni Bali
Teruna Teruni Bali yang merupakan kontes pemilihan pemuda-pemudi (atau putera-puteri) Bali, yang diadakan oleh yayasan swasta bernama Yayasan Teruna Teruni Bali. Pemenang kontes akan ditetapkan sebagai Duta Wisata, Duta agama, dan Duta Budaya untuk wilayah
Provinsi Bali. Kata
teruna merupakan padanan
bahasa Bali untuk kata "pemuda" atau "putera" dalam bahasa Indonesia, dan kata
teruni merupakan padanan untuk kata "pemudi" atau "puteri". Kontes ini telah rutin diadakan setiap satu tahun (
warsa) sejak tahun 2003 sampai sekarang. Pemilihan sebelumnya sempat diadakan pada tahun 1992, namun hanya berlangsung sepekan saja.
Sejarah Teruna Teruni Bali
Teruna Teruni Bali muncul pertama kali pada tahun 1996 yang terdapat dalam acara coffee Morning di istana Negara Jakarta. Dalam waktu itu Pemilihan Teruna Teruni Bali sebatas untuk memperingati ulang tahun satu organisasi internasional dan tidak di adakan secara rutin setiap tahunnya. Dan para juara Teruna Teruni Bali hanya merasakan gelar tersebut selama satu malam saja. Minimnya media dan juga terbatasnya komunikasi saat itu menjadikan kegiatan Teruna Teruni Bali menjadi hambar dan kurang sosialisasi. Belum lagi tidak ada kegiatan lanjutan ketika menjadi juara Teruna Teruni Bali.
Pemilihan Teruna Teruni Bali pun lenyap. Pemilihan Teruna Teruni Bali dapat meletakkan dasar-dasar yang lebih bertanggung jawab bukan hanya sebatas popularitas semata. Dan pada tahun. 2007 Lembaga Teruna Teruni Bali atau Teruna Teruni Bali Foundation. Sebuah proyek yang di kerjakan seorang diri oleh Arya Wedakarna (23th) bersama dengan Yayasan Teruna Teruni Bali Yang akan disejajarkan dengan Abang None Jakarta, Raka Raki Jatim, Uda Uni Sumbar dan gelar Duta Wisata lainnya.
Tepatnya pada tanggal 23 September 2003, Wedakarna berhasil mewujudkan Pemilihan Teruna Teruni Bali yang pertama kalinya. Dengan tugas rutin selama satu tahun jabatan tanpa terkecuali.
Tokoh Pendiri Pemilihan Teruna Teruni Bali : Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Vedakarna Mahendradatta WS, SE (MTRU), M.Si Ida Ayu Mela Ni Wayan arianthi Ni Made Ari Wardani
Makanan
Makanan utama
Jajanan
Senjata
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian
Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
Pahlawan
0 komentar:
Posting Komentar