Written by cnathael@blog.com
Posted in:
buah
Cempedak adalah tanaman buah-buahan dari famili
Moraceae. Bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti
nangka, meski aromanya kerap kali menusuk kuat mirip buah
durian.
Tanaman ini berasal dari
Asia Tenggara, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di
Burma,
Semenanjung Malaya termasuk
Thailand, dan sebagian Kepulauan Nusantara:
Sumatra,
Borneo,
Sulawesi,
Maluku hingga ke
Papua. Juga banyak didapati di
Jawa bagian barat.
Dikenal secara luas sebagai cempedak atau campedak, buah ini juga memiliki beberapa nama lokal seperti
bangkong (bentuk liar, Malaysia),
baroh (Kep. Lingga dan Johor),
nangka beurit (
Sunda),
nongko cino (
Jawa),
tiwadak (
Banjar) dan lain-lain.
Pemerian
Pohon yang selalu hijau, sedang besarnya, tingginya dapat mencapai 20
m meski kebanyakan hanya belasan meter. Ranting-ranting dan pucuk dengan rambut halus dan kaku, kecoklatan. Berumah satu (
monoecious).
Daun tipis agak kaku seperti kulit, bertangkai, bulat telur terbalik sampai jorong, 2,5-5 × 5-25 cm, bertepi rata (
integer, utuh), dengan pangkal berbentuk pasak sampai membulat, dan ujung meruncing (
acuminate). Tangkai daun 1-3 cm. Daun penumpu bulat telur memanjang, meruncing, berambut kawat, mudah rontok dan meninggalkan bekas berupa cincin pada ranting.
Perbungaan sendiri-sendiri, muncul di ketiak daun, pada cabang besar atau pada batang utama (
cauliflory), pada pucuk pendek khusus yang berdaun. Karangan bunga jantan berbentuk bongkol seperti gada atau gelendong, 1 × 3-5,5 cm, hijau pucat atau kekuningan, bertangkai 3-6 cm. Bongkol bunga betina berbentuk gada memanjang, dengan bunga-bunga yang tertancap sedalam 1,5 mm dalam poros bongkol dan bagian bebas sekitar 3 mm.
Buah semu majemuk (
syncarp) berbentuk silinder sampai bulat, 10-15 × 20-35 cm, kehijauan, kekuningan sampai kecoklatan, dengan tonjolan piramidal serupa duri lunak yang rapat atau licin berpetak-petak dengan mata faset. 'Daging buah' sesungguhnya adalah perhiasan bunga yang membesar dan menebal, putih kekuningan sampai jingga, manis dan harum, bertekstur lembut, licin berlendir di lidah dan agak berserat. Tidak seperti
nangka, keseluruhan massa daging buah beserta bunga-bunga steril atau gagal (dikenal sebagai 'dami') mudah lepas dari poros ('hati') buah semu apabila masak. Biji bulat gepeng atau memanjang, 2-3 cm.
Hasil dan kegunaan
Buah dimakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dulu. Daging buah cempedak, terkadang beserta bijinya sekali, diberi tepung, gula atau garam dan digoreng, dijadikan camilan minum
teh atau
kopi. Bijinya dapat digoreng, direbus atau dibakar, sebelum dimakan dengan campuran sedikit garam. Buah mudanya, seperti nangka muda, dapat dijadikan sayur.
Kayunya berkualitas baik, kuat dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai kayu bangunan, bahan perabotan rumah, atau bahan perahu. Kulit kayunya yang berserat dapat digunakan sebagai bahan tali, dan getahnya untuk memukat burung. Dari kayunya juga dapat dihasilkan bahan pewarna kuning.
Di Kalimantan, cempedak atau bahasa Banjarnya
tiwadak, selain dikonsumsi daging buah dan bijinya, kulitnya pun dapat diolah menjadi makanan yang dinamakan
mandai atau ada juga yang menyebutnya
dami.
Mandai dibuat dengan cara mengupas kulit buah sampai terlihat putih kemudian direndam dengan air garam untuk mengawetkan dan melunakkan teksturnya. Rendaman dapat dilakukan selama beberapa jam bahkan hingga sebulan.
Mandai biasanya dikonsumsi dengan menggorengnya hingga kecoklatan.
Ekologi
Secara alami, cempedak liar banyak dijumpai di
hutan hujan dataran rendah, baik hutan primer maupun sekunder. Tumbuh hingga ketinggian sekitar 1000 m dpl, pohon buah ini menyukai daerah-daerah dengan musim kering yang tidak tegas, lahan dengan permukaan air tanah yang dangkal, dan bahkan tahan sesekali tergenang banjir.
Cempedak biasa ditanam di pekarangan, kebun campuran sampai ke
wanatani kompleks yang tidak jarang meliar menjadi hutan sekunder. Cempedak juga dapat bersilangan secara alami dengan nangka.
0 komentar:
Posting Komentar