Museum Bahari adalah
museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari
Sabang hingga
Merauke.
Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman
VOC. Disajikan pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Di sisi lain ditampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), tehnologi pembuatan perahu tradisional serta folklor adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara. Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi
kartografi, maket
Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa,
Jakarta Barat.
Pada masa pendudukan
Belanda bangunan yang saat ini dipergunakan untuk museum dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama
VOC yang sangat laris di pasaran
Eropa. Bangunan yang berdiri persis di samping muara
Ci Liwung ini memeiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan
Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun
1652-
1771) dan sisi timur, disebut
Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari.
Pada masa pendudukan
Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh
PLN dan
PTT untuk gudang. Tahun
1976 bangunan cagar budaya ini dipugar, dan kemudian pada
7 Juli 1977 diresmikan sebagai
Museum Bahari.
0 komentar:
Posting Komentar