Written by cnathael@blog.com
Posted in:
sastra
Kata majemuk dalam bahasa Sanskerta sangat banyak digunakan, terutama menyangkut kata-kata benda. Kata-kata ini bisa menjadi sangat panjang (lebih dari 10 kata) seperti di beberapa bahasa modern, misalkan bahasa Jerman. Nominal majemuk terjadi dengan beberapa bentuk, namun secara morfologis mereka sejatinya sama. Setiap kata benda (atau kata sifat) terdapat dalam bentuk akarnya (bentuk lemah), dengan unsur terakhir saja yang ditasrifkan sesuai kasusnya. Beberapa contoh kata benda atau nominal majemuk termasuk kategori-kategori yang diperikan di bawah ini.
Avyayibhāva
Bagian pertama bentuk kata majemuk nominal seperti ini adalah sesuatu yang tak dapat ditasrifkan, kepada mana sebuah kata lainnya dibubuhkan sehingga kata majemuk yang baru juga menjadi tak tertasrifkan (yaitu
avaya). Contoh:
yathā+
śakti,
upa+kriṣṇam (dekat kriṣṇa), dan sebagainya. Dalam kata majemuk
avyayibhāva, komponen pertamanya memiliki derajat utama (
pūrva-pada-pradhāna), yaitu kata majemuk secara keseluruhan bersifat tak tertasrifkan karena sifat komponen pertamanya yang juga tak tertasrifkan.
Tatpuruṣa
Tak seperti kata-kata majemuk jenis
avyayibhāva, pada kata-kata majemuk
tatpuruṣa, bagian keduanyalah yang menentukan status kata ini sebagai kata benda atau kata benda. Komponen keduanyalah yang memiliki derajat utama (
uttara-pada-pradhāna).
Komponen pertama bisa mengandung semua jenis kasus: contohnya
pṛthivī-pāla- "Tuan Bumi" (bentuk tunggal genetif),
aśva-kovida- "ahli dalam kuda-kuda" (jamak genetif),
svarga-gati- "naik ke sorga" (akusatif),
deva-gupta- "dilindungi oleh Dewa atau Dewa-Dewa" (instrumentalis),
svarga-patita- "jatuh dari sorga" (ablatif). Harus diperhatikan bahwa sebuah akar bisa muncul pada bagian terakhir dengan arti sebuah
participle:
brahma-vid- "mengetahui ilmu Ketuhanan"; akar-akar dalam vokal pendek mendapatkan
t pada posisi akhir:
sarva-jo-t- "menaklukkan alam semesta"; akar dengan vokal
ā seringkali diperpendek:
veda-jña- "mengetahui Weda" (
jñā-); akar-akar kata yang berakhir dengan bunyi sengau seringkali berubah ke kelas
a:
grāma-ja- "lahir (
jan-) di desa". Ada pula kata majemuk
tatpuruṣa dengan bentuk kasus pada bagian pertama:
divas-pati- "Tuan Sorga",
divi-kṣit- "hidup di sorga".
Karmadhāraya
Karmadhāraya adalah sejenis dengan
tatpuruṣa seperti ditunjukkan di atas ini, namun dibahas secara terpisah. Pada kata majemuk ini, bagian akhir diterangkan secara lebih pasti oleh bagian pertama sebagai sebuah gelar atributif, aposisi, atau perbandingan atau bagian pertama menunjukkan spesiesnya sementara bagian kedua menunjukkan genusnya.
Ada empat jenis kata majemuk
karmadhāraya:
- kata sifat (adjektif atau adverbial) + kata benda: nīlotpala- "teratai biru/nila"; su-yajña- "kurban indah"
- kata benda + kata sifat: megha-śyāma- "hitam bagaikan awan"
- kata benda + kata benda: rājarṣi (rāja- + ṛṣi-) "seorang resi yang merupakan raja"; kanyāratna "gadis yang bagaikan permata"; cūta-vṛkṣa- "pohon mangga".
- kata sifat + kata sifat: dṛṣṭa-naṣṭa- "nyaris tampak, sudah hilang", pīta-rakta- "merah kekuningan".
Dvigu
Kata majemuk
dvigu adalah sejenis
karmadhāraya pula, namun komponen pertamanya harus merupakan sebuah kata bilangan. Pada sebuah kata majemuk
dvigu komponen keduanyalah yang merupakan bagian utama. Contoh:
tri-loka- "tiga dunia".
Dvandva
Dvandva adalah sejenis kata majemuk bersifat koordinatif. Kata ini terdiri atas dua atau lebih akar yang dihubungkan dengan arti "dan". Ada dua jenis
dvandva dalam bahasa Sanskerta. Yang pertama disebut sebagai
itaretara dvandva, sejenis kata majemuk enumeratif di mana artinya merujuk kepada semua komponen kata majemuk ini. Kata majemuk yang dihasilkan berbentuk dualis atau jamak dan mengambil kelamin komponen terakhirnya, contoh:
rāma-lakṣmaṇau- Rama dan Laksamana, atau
rāma-lakṣmaṇa-bharata-śatrughnāh- "Rama, Laksamana, Barata dan Satrugna".
Jenis kedua disebut sebagai
samāhāra dvandva, sebuah kata majemuk kolektif di mana artinya merujuk kepada gabungan atau koleksi semua komponennya. Kata majemuk yang dihasilkan bersifat tunggal dan jenis kelaminnya selalu netral. Contohnya adalah
pāṇipādam- "anggota tubuh", atau secara harafiah "tangan dan kaki", dari kata
pāṇi = tangan dan
pāda = kaki. Menurut beberapa tatabahasawan, ada jenis
dvandva yang ketiga dan disebut dengan istilah
ekaśeṣa dvandva atau kata majemuk residual yang mengambil bentuk dualis atau jamak hanya dari komponen terakhirnya. Contohnya adalah kata
pitarau yang merupakan gabungan dari
mātā +
pitā, ïbu dan bapak". Namun menurut beberapa tatabahasawan lainnya,
ekaśeṣa bukan merupakan kata jamak sama sekali.
Bahuvrīhi
Bahuvrīhi, atau arti harafiahnya "beras-banyak" (
vrīhi: beras dan
bahu: banyak) merujuk kepada seorang kaya, yaitu seseorang yang memiliki banyak beras. Kata majemuk
bahuvrīhi merujuk kepada kata majemuk yang tidak ada kepalanya – atau merujuk kepada benda atau sesuatu hal yang tidak disebut oleh kata majemuk ini sendiri. Ada beberapa jenis
bahuvrīhi.
- sebuah kata sifat: bahu-vrīhi- "Ia yang berasnya banyak" (vrīhir bahur yasya, saḥ); gatāyus- "ia yang hidupnya telah pergi" atau "mati".
- kata benda: tapo-dhana "ia yang hartanya adalah tapa"
- kata yang tidak ditasrifkan: dur-bala- "ia yang kekuatannya adalah buruk atau lemah"; a-bala "tanpa kekuatan"; sa-bhārya- (jadi dengan -a- pendek) "diiringi oleh sang istri" (bhāryā).
Kadangkala
ka ditambahkan pula:
sāgnika- (
sa-agni-ka) "diiringi oleh Agni".
Posting Komentar