Uranus
|
Penemuan |
Penemu | William Herschel |
Tanggal ditemukan | 13 Maret 1781 |
Penamaan |
Adjektif | Uranian |
|
Epos J2000 |
Aphelion | 3.004.419.704 km
20,083 305 26 SA |
Perihelion | 2.748.938.461 km
18,375 518 63 SA |
Sumbu semi-mayor | 2.876.679.082 km
19,229 411 95 SA |
Eksentrisitas | 0,044 405 586 |
Periode orbit | 30.799,095 hari
84,323 326 tahun
42,718 Uranus solar days[2] |
Periode sinodis | 369,66 hari[3] |
Kecepatan orbit rata-rata | 6,81 km/s[3] |
Anomali rata-rata | 142,955 717° |
Inklinasi | 0,772 556° dari ekliptika
6,48° dari ekuator Matahari
1,02° dari bidang invariabel[4] |
Bujur node menaik | 73,989 821° |
Argumen perihelion | 96,541 318° |
Satelit | 27 |
Ciri-ciri fisik |
Jari-jari khatulistiwa | 25.559 ± 4 km
4,007 Bumi[5][c] |
Jari-jari kutub | 24.973 ± 20 km
3,929 Bumi[5][c] |
Kepepatan | 0,022 9 ± 0,000 8[b] |
Luas permukaan | 8,115 6×109 km²[6][c]
15,91 Bumi |
Volume | 6,833×1013 km³[3][c]
63,086 Bumi |
Massa | (8,6810 ± 0,0013)×1025 kg
14,536 Bumi[7]
GM=5 793 939 ± 13 km³/s² |
Kepadatan rata-rata | 1,27 g/cm³[3][c] |
Gravitasi permukaan di khatulistiwa | 8,69 m/s²[3][c]
0,886 g |
Kecepatan lepas | 21,3 km/s[3][c] |
Hari sideris | −0,718 33 hari
17 j 14 men 24 s[5] |
Kecepatan rotasi | 2,59 km/s
9.320 km/jam |
Kemiringan sumbu | 97,77°[5] |
Asensio rekta bagi kutub utara | 17 j 9 m 15 d
257,311°[5] |
Deklinasi | −15,175°[5] |
Albedo | 0,300 (terikat)
0,51 (geometrik)[3] |
Suhu permukaan
level 1 bar[9]
0,1 bar
(tropopause)[10] |
min | rata-rata | maks |
| 76 K |
|
49 K | 53 K | 57 K |
|
Magnitudo tampak | 5,9[8] sampai 5,32[3] |
Ukuran sudut | 3,3"–4,1"[3] |
|
Tinggi skala | 27,7 km[3] |
Komposisi | (Di bawah 1,3 bar) |
|
Uranus adalah
planet ketujuh dari
Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam
Tata Surya. Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno
Uranus (Οὐρανός) ayah dari
Kronos (
Saturnus) dan kakek dari
Zeus (
Jupiter). Meskipun Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima
planet klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala karena redupnya dan orbitnya yang lambat.
[14] Sir
William Herschel mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan
teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan
Neptunus, dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari
raksasa gas yang lebih besar,
Jupiter dan
Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "
raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari
hidrogen dan
helium, mengandung banyak "
es" seperti
air,
amonia dan
metana, bersama dengan jejak
hidrokarbon.
[10] Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49
K (−224
°C). Atmosfer planet itu punya struktur
awan berlapis-lapis dan kompleks, dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air, dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana.
[10] Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.
[9]
Seperti planet raksasa lain, Uranus mempunyai
sistem cincin,
magnetosfer serta banyak
bulan. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena
sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka.
[15] Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan bulan-bulannya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari
Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau
badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain.
[15] Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan
musim dan aktivitas
cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati
ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam).
[16]
Sejarah
Penemuan
Uranus telah diamati pada banyak kesempatan sebelum penemuannya sebagai planet, namun ia dianggap secara salah sebagai bintang. Pengamatan yang tercatat paling awal adalah pada tahun 1690 saat
John Flamsteed mengamati planet itu sedikitnya enam kali, mengkatalogkannya sebagai 34
Tauri. Astronom Perancis,
Pierre Lemonnier, mengamati Uranus setidaknya dua puluh kali antara tahun 1750 dan 1769,
[17] termasuk pada empat malam berturut-turut.
Sir
William Herschel mengamati planet itu pada 13 Maret 1781 saat berada di taman di rumahnya di 19 New King Street di kota
Bath,
Somerset (sekarang
Herschel Museum of Astronomy),
[18] namun mulanya melaporkannya (pada 26 April 1781) sebagai sebuah "
komet".
[19] Herschel "melakukan serangkaian pengamatan terhadap paralaks pada bintang-bintang yang tetap",
[20] menggunakan teleskop yang ia desain sendiri.
Dia mencatat dalam jurnalnya "Pada kuartil dekat
ζ Tauri … bisa merupakan bintang Nebula atau sebuah komet".
[21] Tanggal 17 Maret, dia mencatat, "Aku mencari Komet atau Bintang Nebula itu dan menemukan bahwa ia adalah sebuah Komet, karena ia berubah letaknya".
[22] Saat dia mempresentasikan penemuannya pada
Royal Society, ia terus menegaskan bahwa dia telah menemukan sebuah komet sementara secara implisit membandingkannya pada planet:
[23]
“ | Daya yang aku miliki saat pertama kali Aku melihat komet itu adalah 227. Dari pengamatan Aku tahu bahwa diameter dari bintang-bintang diam tidak secara proporsional membesar dengan daya yang lebih besar, sebagaimana planet; oleh karena itu sekarang Aku menyetel dayanya pada 460 dan 932, dan menemukan bahwa diameter komet itu naik sebanding dengan dayanya, sebagaimana mestinya, dengan perkiraan bahwa ia bukan bintang diam, sementara diameter bintang-bintang yang Aku bandingkan dengannya tidak meningkat dengan rasio yang sama. Lebih dari itu, komet itu diperbesar jauh di luar apa yang mestinya akan terjadi pada cahayanya, nampak kabur dan kurang-jelas dengan kekuatan yang besar ini, sementara bintang-bintang itu mempertahankan kilau dan kekhasannya dari ribuan pengamatan aku tahu mereka akan mempertahankannya. Kelanjutannya menunjukkan bahwa dugaanku berdasar baik, ini terbukti adalah Komet yang belakangan ini kami amati. | ” |
Herschel memberitahu
Astronomer Royal,
Nevil Maskelyne, akan penemuannya dan menerima jawaban keheranan ini darinya pada tanggal 23 April 23: "Aku tidak tahu menyebutnya apa. Mungkin ia planet reguler yang bergerak pada orbit yang hampir melingkar pada Matahari karena Komet bergerak pada elips yang sangat eksentrik. Aku belum melihat koma atau ekor apapun padanya".
[24]
Sementara Herschel secara hati-hati terus menggambarkan objek baru ini sebagai sebuah komet, para astronom lain sudah mulai menduga secara lain. Astronom Rusia
Anders Johan Lexell memperkirakan jaraknya 18 kali jarak Matahari dari Bumi, dan belum satu kometpun yang diamati dengan
perihelion empat kali jarak Bumi-Matahari.
[25] Astronom Berlin
Johann Elert Bode mendeskripsikan penemuan Herschel sebagai "bintang bergerak yang dapat dianggap hingga sekarang ini objek tak diketahui mirip planet yang berkeliling di luar orbit Saturnus".
[26] Bode menyimpulkan bahwa orbitnya yang hampir berbentuk lingkaran lebih mirip sebuah planet daripada komet.
[27]
Objek itu dengan segera diterima secara universal sebagai sebuah planet. Tahun 1783, Herschel sendiri mengakui fakta ini kepada direktur Royal Society
Joseph Banks: "Dengan pengamatan dari para Astronom paling terkenal di Eropa nampaknya bintang baru itu, yang membuatku dihormati karena kutunjukkan kepada mereka pada Maret 1781, adalah sebuah Planet Primer pada Tata Surya kita."
[28] Untuk mengakui pencapaian ini,
Raja George III memberi Herschel gaji tetap tahunan £200 dengan syarat ia pindah ke Windsor sehingga Keluarga Kerajaan mendapat kesempatan untuk melihat melalui teleskopnya.
[29]
Penamaan
Maskelyne meminta Herschel untuk "
do the astronomical world the faver [
tertulis demikian, 'membantu dunia astronomi'] untuk memberi nama planetmu, yang sepenuhnya milikmu, & yang kami merasa berhutang budi padamu atas penemuannya."
[30] Untuk menjawab permintaan Maskelyne, Herschel memutuskan untuk menamai objek itu
Georgium Sidus (Bintangnya George), atau "Planet Georgian" untuk menghormati penyokong dirinya yang baru, Raja George III.
[31] Dia menjelaskan keputusan ini dalam sebuah surat kepada Joseph Banks:
[28]
“ | Pada masa dahulu kala sebutan Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus diberikan kepada planet-planet tersebut, sebagai nama pahlawan dan dewa mereka. Pada masa sekarang yang eranya lebih filosofis sulit memungkinkan untuk mendapat pengganti metode yang sama dan menyebutnya Juno, Pallas, Apollo atau Minerva, untuk menjadi nama bagi benda langit kita yang baru. Pertimbangan pertama berupa peristiwa tertentu, atau kejadian luar biasa, nampaknya merupakan kronologinya: jika di masa depan akan ditanyakan, kapan Planet yang terakhir-ditemukan ini ditemukan? Akan menjadi jawaban yang sangat memuaskan mengatakan, 'Pada masa pemerintahan Raja George Ketiga. | ” |
Nama yang diusulkan Herschel tidak populer di luar Britania, dan beberapa alternatif segera diusulkan. Astronom
Jérôme Lalande mengusulkan planet itu dinamai
Herschel untuk menghormati penemunya.
[32] Namun,
Bode, memilih
Uranus, versi Latin
dewa langit Yunani,
Ouranos. Bode berargumen bahwa seperti Saturnus yang merupakan ayah dari Jupiter, planet baru itu mesti diberi nama dari nama ayah Saturnus.
[29][33][34] Pada tahun 1789, kolega Bode dari
Royal Academy,
Martin Klaproth menamai unsur yang baru ditemukan dengan "
uranium" untuk mendukung pilihan Bode.
[35] Pada akhirnya, saran Bode menjadi yang paling luas digunakan, dan menjadi universal pada 1850 saat
HM Nautical Almanac Office, yang terakhir yang tidak menggunakannya, beralih dari menggunakan
Georgium Sidus kepada
Uranus.
[33]
Tata Nama
Pengucapan nama
Uranus dalam bahasa Inggris yang disukai di antara para astronom adalah
/ˈjʊərənəs/, dengan tekanan pada suku kata pertama seperti dalam bahasa Latin
Ūranus;[36] kontras dengan bahasa sehari-hari
/jʊˈreɪnəs/, dengan tekanan pada suku kata kedua dan
a panjang, meskipun dua-duanya dianggap dapat diterima. Karena pada daerah yang berbahasa
Inggris, ū·rā′·nəs kedengaran seperti "
your anus" ('anusmu'), ejaan sebelumnya juga menyembunyikan malu: seperti yang Dr.
Pamela Gay, astronom di
Southern Illinois University, sebutkan dalam siarannya, untuk menghindari "dikerjai oleh anak kecil sekolahan ... saat ragu-ragu, jangan menekankan apapun dan hanya katakan ūr′·ə·nəs. Dan merekapun lari dengan cepat."
[37]
Uranus merupakan satu-satunya planet yang namanya berasal dari tokoh dari
mitologi Yunani bukan dari
mitologi Romawi. Adjektif dari Uranus adalah "Uranian".
Simbol astronomisnya adalah
. Simbol itu merupakan gabungan dari simbol untuk
Mars dan
Matahari karena Uranus adalah Langit dalam mitologi Yunani, yang dianggap didominasi oleh gabungan kekuatan Matahari dan Mars.
[38] Simbol astrologisnya adalah
, disarankan oleh Lalande tahun 1784. Dalam sebuah surat kepada Herschel, Lalande mendeskripsikannya sebagai "un globe surmonté par la première lettre de votre nom" ("sebuah globe yang diatasnya adalah huruf pertama namamu").
[32] Dalam bahasa
Cina,
Jepang,
Korea, dan
Vietnam, nama planet Uranus secara literal dialihbahasakan sebagai
bintang raja langit (天王星).
[39][40]
Orbit dan rotasi
Gambar
teleskop Hubble dari Uranus menunjukkan pita awan, cincin, dan bulan-bulan
Uranus mengitari Matahari sekali dalam 84 tahun. Jarak rata-ratanya dari Matahari kira-kira 3 milyar km (sekitar 20
SA). Intensitas sinar matahari di Uranus sekitar 1/400 yang ada di Bumi.
[41] Elemen orbitnya dihitung pertama kali tahun 1783 oleh
Pierre-Simon Laplace.
[25] Dengan berjalannya waktu, perbedaan mulai terlihat antara orbit yang diprediksikan dan yang diamati, dan pada tahun 1841,
John Couch Adams pertama kali mengajukan bahwa perbedaan itu mungkin disebabkan sentakan gravitasi oleh sebuah planet yang tidak terlihat. Pada tahun 1845,
Urbain Le Verrier mulai riset mandirinya sendiri tentang orbit Uranus. Pada 23 September 1846,
Johann Gottfried Galle menemukan lokasi satu planet baru, yang kemudian diberinama
Neptunus, hampir pada posisi yang diprediksikan oleh Le Verrier.
[42]
Periode rotasi interior Uranus adalah 17 jam, 14 menit. Akan tetapi, seperti semua raksasa gas lainnya, atmosfer atasnya mengalami angin badai yang sangat kuat pada arah rotasi. Akibatnya, pada beberapa garis lintang, seperti dua per tiga lintang dari khatulistiwa ke kutub selatan, fitur-fitur atmosfer itu yang nampak bergerak jauh lebih cepat, menjadikan rotasi penuhnya sekecil 14 jam.
[43]
Kemiringan sumbu
Sumbu rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan
kemiringan sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai
gasing yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara Uranus berotasi lebih seperti
bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan waktu
solstis Uranian, satu kutubnya menghadap
Matahari terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke arah sebaliknya. Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami pergantian siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari kaki langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Tiap kutub terus-menerus disinari Matahari sekitar 42 tahun, diikuti dengan 42 tahun yang gelap.
[44] Dekat waktu
ekuinoks, Matahari menghadap ekuator Uranus memberi periode pergantian siang-malam sama seperti yang terlihat pada kebanyakan planet lain. Uranus mencapai ekuinoks terkininya pada tanggal 7 December 2007.
[45][46]
Belahan Utara | Tahun | Belahan Selatan |
Solstis Musim Dingin | 1902, 1986 | Solstis Musim Panas |
Ekuinoks Musim Semi | 1923, 2007 | Ekuinoks Musim Gugur |
Solstis Musim Panas | 1944, 2028 | Solstis Musim Dingin |
Ekuinoks Musim Gugur | 1965, 2049 | Ekuinoks Musim Semi |
Salah satu akibat orientasi sumbu rotasi ini adalah bahwa, rata-rata dalam satu tahun, daerah kutub menerima masukan energi yang lebih besar dari Matahari daripada daerah ekuatornya. Namun demikian, Uranus lebih panas ekuatornya daripada kutubnya. Mekanisme yang mendasari yang menyebabkan hal ini tidak diketahui. Alasan tidak biasanya kemiringan sumbu Uranus juga tidak diketahui pasti, namun perkiraan umum adalah bahwa selama pembentukan Tata Surya,
protoplanet seukuran Bumi bertubrukan dengan Uranus, menyebabkan orientasinya yang miring tersebut.
[47] Kutub selatan Uranus menunjuk hampir kepada Matahari saat terbang dekat
Voyager 2 tahun 1986. Penyebutan kutub ini sebagai "selatan" menggunakan definisi yang sekarang disetujui oleh
Persatuan Astronomi Internasional, yaitu bahwa kutub utara suatu planet atau satelit adalah kutub yang menunjuk ke atas bidang invariabel Tata Surya, kemanapun arah planet itu berputar.
[48][49] Akan tetapi, perjanjian yang berbeda kadang digunakan, di mana kutub utara dan selatan suatu benda didefinisikan menurut
aturan tangan kanan sehubungan dengan arah rotasi.
[50] Menurut sistem koordinat yang belakangan ini, kutub
utara Uranus adalah yang disinari Matahari pada tahun 1986.
Kecemerlangan
Dari tahun 1995 sampai 2006,
magnitudo tampak Uranus berfluktuasi antara +5,6 dan +5,9; menempatkannya hampir pada batas daya lihat
mata telanjang pada +6.5.
[8] Diameter angularnya antara 3,4 dan 3,7 detik busur, dibandingkan dengan 16 hingga 20 detik busur untuk
Saturnus dan 32 sampai 45 detik busur untuk
Jupiter.
[8] Saat oposisi, Uranus terlihat dengan mata telanjang dalam langit yang gelap dan tidak ter
polusi cahaya, dan menjadi sasaran yang mudah bahkan dalam kondisi perkotaan dengan teropong.
[6] Dalam teleskop amatir yang lebih besar dengan diameter lensa objektif antara 15 dan 23 cm, planet itu nampak sebagai piringan biru pucat dengan
penggelapan tepi yang khas. Dengan teleskop besar yang ukurannya 25 cm atau lebih lebar, pola-pola awan, begitu pula beberapa satelit yang lebih besar, seperti
Titania dan
Oberon, mungkin juga kelihatan.
[51]
Struktur internal
Perbandingan ukuran
Bumi dan Uranus
Secara kasar Uranus massanya 14,5 kali massa Bumi, menjadikannya planet yang paling ringan diantara planet-planet raksasa, sementara itu kerapatannya 1,27 g/cm³ membuatnya planet paling tidak padat kedua setelah Saturnus.
[7] Meskipun bergaristengah sedikit lebih besar daripada Neptunus (kira-kira garis tengah Bumi), Uranus lebih ringan.
[5] Nilai ini menandakan bahwa ia terutama terdiri dari beragam
es, seperti
air,
amonia, dan
metana.
[9] Massa total es di bagian dalam Uranus tidak diketahui secara tepat, dengan munculnya gambaran-gambaran berbeda tergantung dari model yang dipilih; namun pasti antara 9,3 dan 13,5 massa Bumi.
[9][52] Hidrogen dan
helium hanya menyusun sebagian kecil dari keseluruhan, sebesar antara 0,5 dan 1,5 massa Bumi.
[9] Massa sisanya (0,5 hingga 3,7 massa Bumi) diperhitungkan untuk massa
material batuan.
[9]
Model standar struktur Uranus adalah ia terdiri dari tiga lapisan:
inti di bagian tengah,
mantel ber-es di lapisan tengah dan selubung
hidrogen/
helium gas.
[9][53] Intinya relatif kecil, dengan massa hanya 0,55 massa Bumi dan jari-jari kurang dari 20 persen jari-jari Uranus; mantelnya merupakan bagian terbesar planet tersebut, dengan sekitar 13,4 massa Bumi, sementara itu atmosfer atas relatif kecil, dengan berat sekitar 0,5 massa Bumi dan meluas sampai 20 persen terakhir jari-jari Uranus.
[9][53] Inti Uranus
kerapatannya sekitar 9 g/cm³, dengan
tekanan di tengahnya 8 juta
bar (800
GPa) dan suhu sekitar 5000
K.
[52][53] Mantel esnya nyatanya tidak terdiri dari es dalam pengertian pada umumnya, tetapi dari fluida panas dan rapat yang terdiri atas air, amonia dan
volatil lain.
[9][53] Fluida ini, yang berdaya hantar listrik tinggi, kadang-kadang disebut lautan air–amonia.
[54] Komposisi terbesar Uranus dan Neptunus sangat berbeda dari
Jupiter dan
Saturnus, dengan es mendominasi atas gas, oleh karenanya memberi alasan klasifikasi mereka yang terpisah sebagai
raksasa es.
Sementara model yang diperkirakan di atas lebih atau kurang standar, ia tidaklah unik; model-model lain juga sesuai dengan pengamatan. Contohnya, jika jumlah substansial hidrogen dan materi batuan bercampur dalam mantel es, massa es total di interior akan lebih kecil, dan, begitu pula, massa batuan total akan lebih besar. Data yang ada sekarang tidak memungkinkan sains menentukan model mana yang benar.
[52] Struktur interior
fluida Uranus berarti bahwa ia tidak memiliki
permukaan padat. Atmosfer gasnya sedikit demi sedikit berganti menjadi lapisan cairan internal.
[9] Namun, demi kemudahan, sebuah bola pepat yang berevolusi ditetapkan di titik dimana tekanan sama dengan 1
bar (100 kPa), dibuat secara kondisional sebagai suatu ‘permukaan’. Uranus mempunyai jari-jari
ekuator dan
kutub masing-masing
25 559 ± 4 dan
24 973 ± 20 km.
[5] Permukaan ini akan digunakan di seluruh artikel ini sebagai titik nol untuk
ketinggian.
Panas internal
Panas internal Uranus jelas nampak lebih rendah daripada planet raksasa lain; dalam istilah astronomi,
fluks panasnya rendah.
[16][55] Penyebab begitu rendahnya suhu internal Uranus masih tidak dimengerti.
Neptunus, yang hampir merupakan kembaran Uranus dalam hal ukuran dan komposisi, meradiasikan sebanyak 2,61 kali energi yang diterimanya dari Matahari ke angkasa.
[16] Kontrasnya, Uranus, hampir tidak meradiasikan panas berlebih sama sekali. Daya total yang diradiasikan oleh Uranus dalam bagian
inframerah jauh dari spektrum adalah
1,06 ± 0,08 kali energi Matahari yang diserap dalam
atmosfernya.
[10][56] Kenyataannya, fluks panas Uranus hanya
0,042 ± 0,047 W/m², yang lebih rendah daripada panas internal Bumi yang sekitar 0,075
W/m².
[56] Suhu terendah yang tercatat di tropopause Uranus adalah 49 K (−224 °C),menjadikan Uranus sebagai planet terdingin dalam Tata Surya.
[10][56]
Hipotesis dari perbedaan ketidaksesuaian ini diantaranya bahwa saat Uranus "dipukul" oleh penabrak yang sangat berat yang menyebabkan kemiringan sumbunya yang ekstrim, peristiwa itu juga menyebabkan keluarnya sebagian besar panas primordialnya, meninggalkannya dengan suhu intinya yang sangat menurun.
[57] Hipotesis lain adalah bahwa beberapa bentuk penghalang ada di lapisan atas Uranus yang mencegah panas inti mencapai di permukaan.
[9] Contohnya,
konveksi mungkin berlangsung pada sekumpulan lapisan yang komposisinya berbeda, yang menghalangi
penghantaran panas ke atas.
[10][56]
Atmosfer
Meskipun tidak ada permukaan padat yang terdefinisi dengan jelas dalam interior Uranus, bagian terluar dari selimut gas Uranus yang dapat diakses oleh penginderaan jauh disebut
atmosfernya.
[10] Kemampuan penginderaan jauh berlanjut ke bawah hingga kira-kira 300 km di bawah level 1 bar (100 kPa), dengan tekanan yang bersesuaian sekitar 100 bar (10 MPa) dan suhu 320
K.
[58] Korona yang tipis atmosfer itu meluas jauh hingga lebih dari dua jari-jari planet dari permukaan nominal pada tekanan 1 bar.
[59] Atmosfer Uranian dapat dibagi menjadi tiga lapisan:
troposfer, antara ketinggian −300 dan 50 km dan tekanan dari 100 sampai 0,1 bar; (10 MPa sampai 10 kPa),
Stratosfer, kisaran ketinggiannnya antara 50 dan 4000 km dan tekanan antara
0,1 and 10–10 bar (10 kPa to 10
µPa), dan
termosfer/
korona yang meluas dari 4.000 km hingga setinggi 50.000 km dari permukaan.
[10] Mesosfer tidak ada.
Komposisi
Komposisi atmosfer Uranian berbeda dari komposisi Uranus secara keseluruhan, ia terutama terdiri dari
hidrogen molekuler dan
helium.
[10] Fraksi mol helium, yaitu jumlah
atom helium per
molekul gas, adalah
0,15 ± 0,03[12] di troposfer atas, yang bersesuaian dengan fraksi massa
0,26 ± 0,05.
[10][56] Nilai ini sangat dekat dekat fraksi massa helium protosolar
0,275 ± 0,01,
[60] menandakan bahwa helium tidak pernah berada di tengah-tengah planet seperti halnya pada raksasa-raksasa gas.
[10] Penyusun yang paling melimpah ketiga dari
atmosfer Uranian adalah
metana (CH4).
[10]Metana memiliki
pita penyerapan yang kuat pada
cahaya tampak dan
dekat-inframerah membuat Uranus nampak berwarna hijau-biru atau
sian.
[10] Molekul metana menempati 2,3% atmosfernya dalam fraksi mol di bawah lapisan awan metana pada level tekanan 1,3
bar (130 kPa); ini menyatakan kira-kira 20 hingga 30 kali limpahan karbon yang ditemukan di Matahari.
[10][11][61] Rasio pencampuran
[e] jauh lebih rendah di atmosfer atas dikarenakan suhunya yang sangat rendah, yang menurunkan level kejenuhan dan menyebabkan metana yang berlebih membeku.
[62] Kelimpahan senyawa yang kurang volatil seperti
amonia,
air dan
hidrogen sulfida pada atmosfer yang dalam tidak begitu diketahui. Namun, mungkin nilainya juga lebih tinggi daripada yang ada di Matahari.
[10][63] Selain metana, sejumlah kecil berbagai
hidrokarbon ditemukan di stratosfernya Uranus, yang diperkirakan dihasilkan dari metana oleh
fotolisis yang diinduksi oleh radiasi
ultraviolet Matahari.
[64] Mereka termasuk
etana (C2H6),
asetilena (C2H2),
metilasetilena (CH3C2H),
diasetilena (C2HC2H).
[62][65][66] Spektroskopi juga mengungkapkan jejak-jejak uap air,
karbon monoksida dan
karbon dioksida di atmosfer atas, yang hanya dapat berasal dari sumber luar seperti debu yang jatuh dan
komet.
[65][66][67]
Troposfer
Profil suhu troposfer dan stratosfer bawah Uranian. Lapisan awan dan kabut juga ditandai.
Troposfer adalah bagian atmosfer terbawah dan paling rapat dan bercirikan dengan turunnya suhu bersama dengan naiknya ketinggian.
[10] Suhu menurun dari sekitar 320 K di dasar troposfer nominal pada −300 km hingga 53 K pada 50 km.
[61][58] Suhu di daerah atas terdingin dari troposfer (
tropopause) sebenarnya bervariasi dalam kisaran antara 49 dan 57 K bergantung pada ketinggian di planet.
[10][55] Daerah tropopause bertanggungjawab bagi kebanyakan pancaran
inframerah jauh panas planet itu, dan oleh karenanya menentukan
suhu efektif 59,1 ± 0,3 K.
[55][56]
Troposfernya dipercaya memiliki struktur awan yang sangat kompleks;
awan air dihipotesiskan terletak dalam kisaran tekanan
50 sampai 100 bar (5 sampai 10 MPa), awan
amonium hidrosulfida dalam kisaran
20 sampai 40 bar (2 sampai 4 MPa), awan
amonia atau
hidrogen sulfida antara 3 dan 10 bar (0,3 to 1 MPa) dan terakhir awan
metana tipis yang terdeteksi langsung pada
1 sampai 2 bar (0,1 sampai 0,2 MPa).
[10][11][58][68] Troposfer Uranus merupakan bagian atmosfernya yang sangat dinamis, menunjukkan angin yang kuat, awan yang cerah dan perubahan musim, yang akan dibahas di bawah.
[16]
Atmosfer atas
Lapisan tengah atmosfer Uranian adalah
stratosfer, dimana suhu umumnya naik sesuai dengan naiknya ketinggian dari 53 K di
tropopause sampai antara 800 dan 850 K di dasar
termosfer.
[59] Pemanasan stratosfer disebabkan oleh penyerapan radiasi
UV dan
inframerah Matahari oleh
metana dan
hidrokarbon lain,
[69] yang terbentuk di bagian atmosfer ini sebagai hasil dari
fotolisis metana.
[64] Panas juga dihantarkan dari termosfer yang panas itu.
[69] Hidrokarbon menempati lapisan yang relatif sempit pada ketinggian antara 100 dan 280 km yang bersesuaian dengan kisaran tekanan 10 hingga 0,1 m
bar (1000 hingga 10 kPa) dan suhu antara 75 dan 170 K.
[62][65] Hidrokarbon yang paling melimpah adalah metana,
asetilena dan
etana dengan
rasio pencampuran sekitar 10
−7 relatif pada
hidrogen. Rasio pencampuran
karbon monoksida sama pada ketinggian-ketinggian ini.
[62][65][67] Hidrokarbon yang lebih berat dan
karbon dioksida rasio pencampurannya sebesar tiga kali lebih rendah.
[65] Rasio kelimpahan air adalah sekitar 7×10
−9.
[66] Etana dan asetilena cenderung berkondensasi bagian bawah stratosfer dan tropopause yang lebih dingin (di bawah level 10 mBar) membentuk lapisan
kabut,
[64] yang mungkin sebagian bertanggungjawab bagi penampilan Uranus yang biasa. Akan tetapi, konsentrasi hidrokarbon di stratosfer Uranian di atas kabut tersebut rendah sekali dibandingkan dengan konsentrasi pada stratosfer
planet raksasa lain.
[62][70]
Lapisan terluar atmosfer Uranian adalah termosfer dan
korona, yang suhunya seragam sekitar 800 hingga 850 K.
[10][70] Sumber panas yang diperlukan untuk mempertahankan nilai sedemikian tidak dimengerti, karena baik radiasi
UV jauh dan
UV ekstrim maupun aktivitas
aurora tidak dapat memberi energi yang diperlukan. Efisiensi pendinginan yang lemah itu yang diakibatkan kurangnya hidrokarbon di stratosfer di atas level tekanan 0,1 mBar mungkin juga ikut menyebabkannya.
[59][70] Selain
hidrogen molekuler, termosfer-korona mengandung bagian besar
atom hidrogen. Massa mereka yang kecil bersama dengan suhu yang tinggi menjelaskan mengapa
korona itu meluas sejauh 50 000 km atau dua jari-jari Uranian dari planet itu.
[59][70] Korona yang meluas ini merupakan fitur Uranus yang unik.
[70] Efeknya termasuk
gaya hambat terhadap partikel kecil yang mengorbit Uranus, secara umum menyebabkan berkurangnya
debu pada cincin Uranian.
[59] Termosfer Uranian, bersama dengan bagian atas stratosfer, bersesuaian dengan
ionosfer Uranus.
[61] Pengamatan menunjukkan bahwa ionosfer tersebut berada pada ketinggian dari 2 000 sampai 10 000 km.
[61] Ionosfer Uranian lebih rapat daripada ionosfer Saturnus maupun Neptunus, yang mungkin muncul dari konsentrasi rendah dari hidrokarbon di stratosfer.
[70][71] Ionosfer itu dipertahankan terutama oleh radiasi UV Matahari dan kerapatannya bergantung pada
aktivitas Matahari.
[72] Aktivitas
Aurora di sini kecil dibandingkan dengan pada Jupiter dan Saturnus.
[70][73]
Cincin planet
Cincin-cincin dalam Uranus. Cincin luar yang terang adalah cincin ε, delapan cincin lain juga ada.
Uranus mempunyai sistem
cincin planet yang rumit, yang merupakan sistem demikian yang kedua yang ditemukan di Tata Surya setelah
cincin Saturnus.
[74] Cincin-cincin tersebut tersusun dari partikel yang sangat gelap, yang beragam ukurannya dari mikrometer hingga sepersekian meter.
[15] Tiga belas cincin yang berbeda saat ini diketahui, yang paling terang adalah cincin ε (epsilon). Semua cincin Uranus (kecuali dua) sangat sempit—umumnya mereka lebarnya beberapa kilometer. Cincin tersebut mungkin cukup muda; pertimbangan dinamis menandakan bahwa mereka tidak terbentuk bersamaan dengan pembentukan Uranus. Materi di cincin-cincin itu mungkin dulu adalah bagian dari satu (atau beberapa) bulan yang terpecah oleh tubrukan berkecepatan tinggi. Dari banyak pecahan-pecahan yang terbentuk sebagai hasil dari tabrakan itu hanya beberapa partikel yang bertahan dalam jumlah terbatas zona stabil yang bersesuaian dengan cincin yang ada sekarang.
[74][75]
William Herschel mendeskripsikan cincin yang mungkin ada di sekitar Uranus pada 1789. Penampakan ini umumnya dianggap meragukan, karena cincin-cincin itu cukup redup, dan pada dua abad berikutnya tak satupun yang diketahui oleh pengamat lain. Namun Herschel masih membuat deskripsi akurat tentang ukuran cincin epsilon, sudut relatifnya terhadap Bumi, warna merahnya, dan perubahannya yang nampak bersamaan dengan Uranus mengitari Matahari.
[76][77] Sistem cincin itu benar-benar ditemukan pada 10 Maret 1977 oleh
James L. Elliot, Edward W. Dunham, dan
Douglas J. Mink menggunakan
Kuiper Airborne Observatory. Penemuan itu merupakan keberuntungan; mereka berencana menggunakan
okultasi bintang SAO 158687 oleh Uranus untuk mempelajari
atmosfer planet itu. Akan tetapi, saat pengamatan mereka dianalisis, mereka menemukan bahwa bintang itu telah menghilang sebentar dari pandangan lima kali sebelum dan sesudah ia tidak nampak di balik planet itu. Mereka menyimpulkan bahwa pasti ada suatu sistem cincin di sekitar planet tersebut.
[78] Kemudian mereka mendeteksi empat cincin tambahan.
[78] Cincin-cincin itu langsung dicitrakan saat
Voyager 2 lewat dekat Uranus pada 1986.
[15] Voyager 2 juga menemukan dua cincin tambahan yang nampak redup sehingga total jumlahnya menjadi sebelas.
[15]
Pada Desember 2005,
Teleskop angkasa Hubble mendeteksi sepasang cincin yang sebelumnya tidak diketahui. Yang terbesar terletak pada dua kali jarak cincin yang telah diketahui dari planet itu. Cincin-cincin baru ini begitu jauh dari planet tersebut hingga mereka disebut sistem cincin "luar". Hubble juga melihat dua satelit kecil yang salah satunya,
Mab, berbagi orbit dengan cincin terluar yang baru ditemukan. Cincin-cincin baru ini membuat jumlah keseluruhan cincin Uranian menjadi 13.
[79] Pada April 2006, gambar cincin baru tersebut dengan
Observatorium Keck menghasilkan warna cincin-cincin luar: yang terluar biru dan yang lainnya merah.
[80][81] Satu hipotesis mengenai warna biru cincin luar tersebut adalah bahwa ia terdiri atas partikel kecil air es dari permukaan Mab yang cukup kecil untuk menghamburkan cahaya biru.
[80][82] Kontras dengan itu, cincin-cincin dalam planet itu nampak abu-abu.
[80]
Medan magnet
Medan magnet Uranus seperti dilihat oleh
Voyager 2 pada tahun 1986. S dan N adalah kutub selatan dan utara magnetik.
Sebelum kedatangan
Voyager 2, tidak ada pengukuran
magnetosfer Uranian yang dilakukan, sehingga sifatnya tetap jadi misteri. Sebelum tahun 1986, para astronom telah memperkirakan medan magnet Uranus segaris dengan
angin matahari , maka karenanya ia akan segaris dengan kutub planet itu yang terletak di
ekliptika.
[83]
Pengamatan
Voyager' mengungkapkan bahwa
medan magnet Uranus aneh, baik karena ia tak berasal dari pusat geometrik planet tersebut dan karena ia miring 59° dari poros rotasi.
[83][84] Faktanya dwikutub magnetiknya bergeser dari tengah planet itu ke kutub rotasi selatan sejauh sepertiga radius planet itu.
[83] Geometri yang tidak biasa ini menyebabkan magnetosfer yang sangat tidak simetris, dimana kuat medan magnet pada permukaan di belahan selatan dapat serendah 0,1
gauss (10
µT), sedangkan di belahan utara kuatnya dapat setinggi 1,1 gauss (110 µT).
[83] Medan rata-rata di permukaan adalah 0,23 gauss (23 µT).
[83] Sebagai perbandingan, medan magnet Bumi kuatnya kira-kira sama pada kedua kutub, dan "ekuator magnetik"nya kira-kira sejajar dengan ekuator geografisnya.
[84] Momen dipol Uranus 50 kali momen dipol Bumi.
[83][84] Neptunus juga punya medan magnetik yang bergeser dan miring, menyarankan bahwa ini mungkin fitur umum raksasa es.
[84] Satu hipotesis ialah bahwa, tidak seperti medan magnet planet kebumian dan raksasa gas, yang dibangkitkan dalam inti mereka, medan magnet raksasa es dibangkitkan oleh gerakan pada kedalaman yang relatif dangkal, contohnya, di lautan air–amonia.
[54][85]
Meskipun penjajarannya mengundang keingintahuan, dalam segi lain magnetosfer Uranian mirip seperti planet lain: ia memiliki
kejutan busur yang berlokasi 23 radius Uranian darinya,
magnetopause pada 18 jari-jari Uranian,
ekor magnetofer yang terbentuk penuh, serta
sabuk radiasi.
[83][84][86] Secara keseluruhan, struktur magnetosfer Uranus berbeda dari
Jupiter dan lebih mirip dengan
Saturnus.
[83][84] Ekor magnetosfer Uranus memanjang di balik planet itu ke luar angkasa sejauh jutaan kilometer dan terpuntir oleh rotasi menyamping planet itu menjadi seperti pembuka tutup botol yang panjang.
[83][87]
Di magnetosfer Uranus terdapat
partikel bermuatan:
proton dan
elektron dengan sejumlah kecil
ion H2+.
[84][86] Tidak ada ion yang lebih berat yang terdeteksi. Banyak partikel ini mungkin berasal dari korona atmosfernya yang panas.
[86] Energi ion dan elektron masing-masing bisa setinggi 4 dan 1,2 mega
elektronvolt.
[86] Kerapatan ion berenergi rendah (di bawah 1 kilo
elektronvolt) di magnetosfer dalam adalah sekitar 2 cm
−3.
[88] Populasi partikel ini sangat dipengaruhi oleh bulan-bulan Uranian yang melalui magnetosfer itu meninggalkan celah-celah yang dapat diketahui.
[86] Fluks partikelnya cukup tinggi untuk menyebabkan penggelapan atau
pencuacaan angkasa dari permukaan bulan dalam skala waktu yang secara astronomis cepat 100.000 tahun.
[86] Ini mungkin penyebab dari warna bulan-bulan dan cincin-cincinnya yang gelap seragam.
[75] Uranus mempunyai
aurora yang terbentuk dengan baik, yang terlihat sebagai busur yang terang di sekitar kedua kutub magnetik.
[70] Namun, tidak seperti pada Jupiter, Uranus auroranya nampak tidak penting bagi keseimbangan energi
termosfer planetnya.
[73]
Iklim
Belahan selatan Uranus dalam warna yang kira-kira alami (kiri) dan pada panjang gelombang yang lebih tinggi (kanan), menunjukkan pita-pita awannya yang redup dan "tudung" atmosfer seperti dilihat oleh wahana Voyager 2
Pada panjang gelombang ultraviolet dan cahaya nampak, atmosfer Uranus nampak biasa sekali dibandingkan dengan raksasa gas lain, bahkan dengan Neptunus, yang sangat mirip dengannya dari segi lain.
[16] Saat
Voyager 2 terbang mendekati Uranus pada 1986, ia mengamati total 10 fitur awan di seluruh bagian planet itu.
[15][89] Satu penjelasan yang diajukan atas kurangnya fitur ini adalah bahwa
panas internal Uranus nampak jelas lebih rendah daripada panas internal planet-planet raksasa lain. Suhu terendah yang tercatat di tropopause Uranus adalah 49 K, menjadikan Uranus planet terdingin dalam Tata Surya, lebih dingin daripada
Neptunus.
[10][56]
[sunting] Struktur berpita, angin dan awan
Kecepatan angin zona di Uranus. Daerah yang diberi bayangan menunjukkan kerah selatan dan pasangan utaranya nanti. Kurva merah adalah penyesuaian simetris terhadap data itu.
Pada 1986
Voyager 2 menemukan bahwa belahan selatan Uranus yang terlihat dapat dibagi menjadi dua daerah: kap kutub yang terang dan pita ekuator yang gelap (lihat gambar di kanan).
[15] Perbatasan mereka terletak pada sekitar −45°
garis lintang. Suatu pita sempit yang menempati kisaran garis lintang dari −45 sampai −50° merupakan fitur besar paling terang pada permukaan kentara planet Uranus.
[15][90] Ia disebut "kerah" selatan. Kap dan kerah tersebut diduga sebagai daerah yang rapat dari awan
metana yang terletak dalam kisaran tekanan 1,3 sampai 2
bar (lihat atas).
[91] Namun sayang
Voyager 2 tiba selama tinggi musim panas planet itu dan tidak bisa mengamati belahan utara. Akan tetapi, pada permulaan abad kedua puluh satu, saat daerah kutub utara terlihat,
Teleskop angkasa Hubble dan
Keck tidak mengamati ada kerah maupun kap di belahan utara.
[90] Jadi Uranus kelihatannya asimetris: terang dekat kutub selatan dan gelap seragam di daerah di utara kerah selatan.
[90] Selain struktur berpita skala besar, Voyager 2 mengamati sepuluh awan terang kecil, kebanyakan letaknya beberapa derajat ke utara dari kerah itu.
[15] Dalam semua segi lain Uranus terlihat seperti planet yang mati dinamis pada tahun 1986.
Bintik gelap pertama yang diamati di Uranus. Gambar didapat oleh
ACS pada
HST pada 2006.
Namun pada tahun 1990-an, jumlah fitur awan terang yang teramati meningkat pesat sebagian karena teknik pencitraan resolusi tinggi yang baru menjadi tersedia.
[16] Mayoritas mereka ditemukan di belahan utara Uranus saat ia mulai kelihatan.
[16] Penjelasan mula-mula—bahwa awan-awan terang itu lebih mudah diidentifikasi di bagian gelap planet tersebut, sedangkan di belahan selatan kerah terangnya menutupi mereka—ditunjukkan tidak benar: banyak sebenarnya fitur-fitur itu memang meningkat pesat.
[92][93] Namun demikian, ada perbedaan antara awan-awan di tiap belahan planet itu. Awan-awan di utara lebih kecil, lebih tajam dan lebih terang.
[93] Nampaknya mereka terletak pada tempat yang lebih
tinggi.
[93] Awan-awan itu masa hidupnya beragam. Beberapa awan kecil bertahan beberapa jam, sementara sedikitnya satu awan selatan mungkin telah ada sejak terbang dekatnya Voyager.
[16][89] Pengamatan terbaru juga menemukan bahwa fitur awan di Uranus punya banyak persamaan dengan yang ada di Neptunus.
[16] Sebagai contoh, bintik-bintik gelap yang umum terdapat di
Neptunus tidak pernah diamati di Uranus sebelum tahun 2006, saat fitur demikian yang pertama dicitrakan.
[94] Diperkirakan bahwa Uranus menjadi lebih mirip Neptunus selama musim ekuinoksnya.
[95]
Pelacakan banyak fitur-fitur awan memungkinkan penentuan angin zona yang berhembus di
troposfer atas Uranus.
[16] Di
ekuator arah angin adalah retrograd, yang artinya bahwa mereka berhembus ke arah sebaliknya dari rotasi planet itu. Kecepatan mereka dari −100 hingga −50 m/s.
[16][90] Kecepatan angin meningkat dengan jarak dari ekuator, mencapai nilai nol pada garis lintang dekat ±20°, dimana suhu troposfer minimum berada.
[16][55] Dekat kutub-kutubnya, angin berganti arahnya menjadi prograd, mengalir searah dengan rotasi planetnya. Kecepatan angin terus meningkat mencapai nilai maksimanya pada garis lintang ±60° sebelum jatuh ke nol di kutub.
[16] Kecepatan angin pada garis lintang −40° berkisar dari 150 hingga 200 m/s. Karena kerah di situ mengaburkan semua awan di bawah paralel itu, kecepatan yang ada di antaranya dan kutub selatan tidak mungkin diukur.
[16] Kontras dengan itu, di belahan utaranya kecepatan angin maksimum setinggi 240 m/s diamati dekat garis lintang +50°.
[16][90][96]
Variasi musim
Uranus pada 2005. Cincin-cincin, kerah selatan dan sebuah awan terang di belahan utara terlihat.
Untuk periode singkat dari Maret hingga Mei 2004, sejumlah awan besar muncul di atmosfer Uranian, memberinya penampilan yang mirip Neptunus.
[93][97] Pengamatan-pengamatan termasuk kecepatan angin pemecah rekor 229 m/s (824 km/jam) badai petir yang bertahan lama yang disebut sebagai "
Fourth of July fireworks" ("kembang api empat Juli") .
[89] Pada tanggal 23 Augustus, 2006, peneliti-peneliti di Space Science Institute (Boulder, CO) dan University of Wisconsin mengamati sebuah bintik gelap di permukaan Uranus, memberi para astromon pengetahuan lebih terhadap aktivitas atmosfer planet tersebut.
[94] Sebab kenaikan aktivitas secara tiba-tiba ini mesti terjadi tidak sepenuhnya diketahui, tetapi nampak bahwa
kemiringan sumbu Uranus yang ekstrim menyebabkan variasi
musim yang ekstrim pada cuacanya.
[46][95] Menentukan sifat variasi musim ini adalah sulit karena data yang baik tentang atmosfer ini telah ada kurang dari 84 tahun, atau satu tahun Uranian penuh. Sejumlah penemuan telah dibuat.
Fotometri selama masa setengah tahun Uranian (mulai pada tahun 1950-an) menunjukkan variasi yang beraturan dalam kecerahan pada dua
pita spektrum, dengan nilai maksimal terjadi saat
soltis dan nilai minimal saat
ekuinoks.
[98] Variasi periodik yang mirip, dengan nilai maksimal saat soltis, telah diketahui dalam pengukuran
gelombang mikro dari troposfer dalam yang dimulai tahun 1960-an.
[99] Pengukuran suhu
stratosfer yang dimulai tahun 1970-an juga menunjukkan nilai minimum dekat soltis 1986.
[69] Mayoritas variabilitas ini dipercaya terjadi karena perubahan dalam
geometri pengamatan.
[92]
Akan tetapi ada beberapa alasan untuk dipercaya bahwa perubahan-perubahan musim fisik terjadi di Uranus. Sementara planet tersebut diketahui memiliki daerah kutub selatan yang terang, kutub utaranya cukup redup, yang tidak cocok dengan model perubahan iklim yang diuraikan di atas.
[95] Selama solstis utara sebelumnya tahun 1944, Uranus menampilkan kenaikan tingkat kecemerlangan, yang menyarankan bahwa kutub utara tidaklah selalu gelap sekali.
[98] Informasi ini menandakan bahwa kutub yang terlihat menjadi terang pada suatu waktu sebelum solstis dan mejadi gelap setelah
ekuinoks.
[95] Analisis terperinci data
cahaya tampak dan
gelombang mikro mengungkapkan bahwa perubahan terang yang berkala itu tidak sepenuhnya simetris di sekitar waktu solstis, yang juga menandakan suatu perubahan pada pola-pola
albedo meridional.
[95] Akhirnya pada 1990-an, bersamaan dengan Uranus meninggalkan
solstisnya,
Teleskop Hubble dan teleskop permukaan Bumi mengungkapkan bahwa kap kutub selatan menjadi gelap dengan jelas (kecuali kerah selatan, yang tetap terang),
[91] sementara belahan utaranya menunjukkan aktivitas yang meningkat,
[89] seperti pembentukan awan dan angin yang lebih kencang, menguatkan perkiraan bahwa ia akan segera menjadi terang.
[93]
Mekanisme perubahan-perubahan fisik itu masih tidak jelas.
[95] Berdekatan dengan
solstis musim panas dan musim dingin, belahan-belahan Uranus terletak secara bergantian pada penyinaran penuh Matahari atau menghadap angkasa jauh. Menjadi terangnya belahan yang disinari Matahari itu dipekirakan hasil dari penebalan lokal
awan dan
kabut metana yang terletak
troposfer.
[91] Kerah yang terang pada garis lintang −45° juga berhubungan dengan awan-awan metana.
[91] Perubahan-perubahan lain di daerah kutub selatan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan pada lapisan awan rendah.
[91] Variasi pancaran
gelombang mikro dari planet itu mungkin disebabkan oleh suatu perubahan pada sirkulasi troposfer dalam, karena awan dan kabut yang tebal mungkin menghambat konveksi.
[100] Sekarang dengan sedang tibanya
ekuinoks musim semi dan musim gugur di Uranus, dinamikanya juga berubah dan konveksi dapat berlangsung lagi.
[89][100]
Pembentukan
Banyak yang berargumen bahwa perbedaan antara raksasa es dengan raksasa gas berlanjut pada pembentukan mereka.
[101][102] Tata Surya dipercaya terbentuk dari bola gas dan debu raksasa yang berotasi yang dikenal sebagai
nebula pramatahari. Sebagian besar gas nebula itu, terutama hidrogen dan helium, membentuk Matahari, sementara butiran debu berkumpul bersama membentuk protoplanet pertama. Saat planet-planet tersebut tumbuh, beberapa dari mereka akhirnya mengumpulkan cukup materi untuk gravitasi mereka untuk menarik gas nebula itu yang ditinggalkan.
[101][102] Semakin banyak gas yang mereka tarik, mereka menjadi semakin besar; semakin besar mereka, semakin banyak gas yang mereka tarik sampai titik kritis tercapai, dan ukuran mereka mulai meningkat secara eksponensial. Raksasa-raksasa es, dengan gas nebular hanya bermassa beberapa kali Bumi, tidak pernah mencapai titik kritis itu.
[101][102][103] Simulasi terbaru
migrasi planet menyarankan bahwa kedua raksasa es itu terbentuk lebih dekat kepada Matahari daripada posisi mereka sekarang, dan bergerak ke arah luar setelah pembentukannya, satu hipotesis yang terperinci dalam
model Nice.
[101]Bulan-bulan
Bulan-bulan utama Uranus dibandingkan, pada ukuran relatif mereka yang sesuai (gabungan foto
Voyager 2)
Sistem Uranus. Kredit
ESO Uranus memiliki 27
satelit alam yang telah diketahui.
[103] Nama bagi satelit-satelit ini dipilih dari karakter karya
Shakespeare dan
Alexander Pope.
[53][104] Lima satelit utamanya adalah
Miranda,
Ariel,
Umbriel,
Titania dan
Oberon.
[53] Sistem satelit Uranian adalah yang paling kurang masif di antara raksasa gas; memang, massa gabungan kelima satelit utamanya itupun hanya kurang dari setengah massa
Triton.
[7] Satelit yang terbesar, Titania, radiusnya hanya 788,9 km, atau kurang dari setengah jari-jari
Bulan, tetapi sedikit lebih besar daripada Rhea, bulan kedua terbesar
Saturnus, menjadikan Titania bulan berukuran terbesar kedelapan dalam
Tata Surya. Bulan-bulan itu memiliki
albedo yang relatif rendah; berkisar dari 0,20 untuk
Umbriel hingga 0,35 untuk
Ariel (dalam cahaya hijau).
[15] Bulan-bulan itu merupakan kumpulan es-batu yang kira-kira terdiri lima puluh persen es dan lima puluh persen batu. Es itu mungkin termasuk
amonia dan
karbon dioksida.
[75][105]
Di antara satelit-satelit itu, Ariel nampak memiliki pemukaan termuda dengan kawah tabrakan paling sedikit, sedangkan Umbriel nampaknya yang tertua.
[15][75] Miranda memiliki ngarai patahan sedalam 20 kilometer, lapisan-lapisan berpetak, dan variasi yang kacau dalam umur dan fitur permukaan.
[15] Aktivitas geologis Miranda di masa lalu dipercaya didorong oleh
pemanasan pasang-surut pada suatu ketika saat orbitnya lebih eksentrik daripada sekarang, mungkin hasil dari
resonansi orbital dengan Umbriel yang dulu ada.
[106] Proses perenggangan yang diasosiasikan dengan
diapir yang naik mungkin merupakan asal dari
korona-korona yang mirip 'lintasan balap' di bulan itu.
[107][108] Sama dengan itu, Ariel dipercaya pernah berada dalam resonansi 4:1 dengan Titania.
[109]
Eksplorasi
Foto Uranus yang diambil dari
Voyager 2 saat ia menuju Neptunus
Pada 1986, wahana
Voyager 2 milik
NASA mengunjungi Uranus. Kunjungan ini adalah satu-satunya usaha untuk menginvestigasi planet itu dari jarak dekat dan tidak ada kunjungan lain yang direncanakan untuk saat ini. Diluncurkan pada tahun 1977, jarak
Voyager 2 paling dekat ke Uranus pada tanggal 24 Januari 1986, berada dalam 81 500 kilometer puncak awan planet tersebut, sebelum melanjutkan perjalanannya menuju
Neptunus.
Voyager 2 mempelajari struktur dan komposisi kimia atmosfernya,
[61] menemukan 10 bulan dan mempelajari cuaca unik planet itu yang disebabkan
kemiringan sumbunya yang 97,77°; dan memeriksa sistem cincinnya.
[15][110] Ia juga mempelajari
medan magnetnya, struktur tidak beraturannya, kemiringannya dan ekor
magnetosfer "pembuka tutup botol"nya yang unik yang disebabkan orientasi Uranus yang menyamping.
[83] Ia melakukan investigasi terperinci pertama dari lima bulan terbesarnya, dan mempelajari semua cincin sistem itu yang diketahui yang banyaknya sembilan, dan menemukan dua cincin yang baru.
[15][75]
0 komentar:
Posting Komentar